April 8, 2010

Mengenal Psikoanalisis Sigmund Freud

Psikoanalisis tidak dapat dipisahkan dari Sigmund Freud (1856-1939). Semua bentuk pemikiran psikoanalitik pasti merujuk kepada Freud, baik yang setuju maupun yang tidak setuju dengannya. Dalam perkembangan selanjutnya, pemikiran asli Freud telah diubah, diganti, dikembangkan, atau dibelokan hingga tidak dapat dikenali. Meskipun demikian, karyanya tetap menjadi dasar bagi semua aliran psikoanalisis. Freud menciptakan istilah psikoanalissi pada tahun 1896 sesudah perjuangan lama menggarap gagasan-gagasan tentang sebab musabab neurosis dan gangguan-gangguan mental lainnya.

Secara kasar, psikoanalisis terdiri atas tiga bidang, yaitu:

1. Suatu cara terapi yang bertujuan untuk meringankan beban batin orang, berdasarkan pada teori-teori tentang alam tak sadar dan penafsirannya.

2. Suatu teori menyeluruh tentang bagaimana kepribadian manusia berkembang dan berfungsi

3. Seperangkat teori tentang bagaimana manusia dan masyarakat berfungsi, atas dasar dua bidang di atas untuk memahami peradaban.

Pendekatan psikologis yang bersandar pada psikoanalisis yang dikembangakn Freud setelah melakukan berbagai macam penelitian bahwa manusia banyak dikuasai oleh alam bawah sadarnya. Terdapat Id, Ego, dan Super Ego dalam diri manusia yang menyebabkan manusia selalu berada dalam keadaan berperang dalam dirinya, resah, gelisah, & tertekan, apabila terdapat ketidakseimbangan pada tiga unsur tersebut. Tetapi apabila ketiganya bekerja dengan seimbang akan memperlihatkan watak yang wajar. Bila terjadi ketidakseimbangan akan muncul neurosis yang menghendaki adanya penyaluran.

3 aspek kepribadian menurut Sigmund Freud

a. Das Es (aspek biologis)
Aspek ini adalah sistem yang original dalam kepribadian dan merupakan sumber dari munculnya kedua aspek yang lain, Freud menyebutnya realitas psikis yang sebenar-benarnya. Das Es merupakan dunia batin subyektif manusia dimana di dalamnya berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir (unsur biologis), termasuk insting dan sekaligus merupakan energi psikis yang menggerakan 2 aspek lainnya. Prinsip kerja aspek ini adalah mereduksi tegangan atau energi yang menimbulkan ketidaknyamanan yang timbul ketika ada tekanan dari luar.

b. Das Ich (aspek psikologis)
Aspek ini merupakan aspek psikologis dari kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Prinsip kerja Das Ich berpegang pada prinsip realitas dan bereaksi dengan proses sekunder. Tujuan prinsip realitas adalah mencari obyek yang tepat untuk mereduksikan tegangan yang timbul, proses sekunder adalah proses berpikir realistis untuk merumuskan rencana pemenuhan kebutuhan dan mengujinya apakah berhasil atau tidak. Peran utamanya adalah menjadi perantara antara kebutuhan insinktif dengan keadaan lingkungan demi kepentingan adanya organisme. Das Ich memilih kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara memenuhi kebutuhan, mengontrol jalan yang ditempuh serta memilih obyek yang dapat memenuhi kebutuhan. Das Ich seringkali harus mempersatukan pertentangan-pertentangan antara Das Es dan Das Ueber Ich. Peran utamanya adalah menjadi perantara antara kebutuhan instinktif dengan keadaan lingkungan demi kepentingan adanya organisme.

c. Das Ueber Ich (aspek sosiologis)
Das Ueber Ich merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat atau bisa dianggap merupakan aspek moral kepribadian. Fungsi pokoknya adalah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, bermoral atau tidak, dengan demikian pribadi bertindak sesuai dengan moral masyarakat. Selain itu Das Ueber Ich bertugas merintangi impuls Das Es, terutama impuls seksual dan agresif, mendorong Das Ich untuk mengejar hal-hal yang moralistis daripada realistis dan mengejar kesempurnaan.

Instink
Ada 3 istilah yang hampir mirip, yaitu instink, keinginan, kebutuhan. Instink adalah sumber perangsang somatis dalam, yang dibawa sejak lahir, keinginan adalah perangsang psikologis dan kebutuhan adalah perangsang jasmani. Freud berpendapat bahwa organisme bisa dirangsang dari luar, namun rangsangan luar ini pengaruhnya kurang penting bila dibandingkan dengan instink. Instink punya 4 macam aspek yaitu sumber, tujuan, objek dan penggerak. Sumber dan tujuan instink itu bersifat tetap selama hidup, sedangkan obyek dan cara pemenuhannya bisa berubah-ubah. Feud membagi instink menjadi 2 yaitu:
a. instink-instink hidup
Fungsi utamanya adalah melayani individu untuk tetap hidup dan memperpanjang ras, bentuk utamanya terdiri dari makan minum dan kebutuhan seksual.
b. instink mati
Instink mati disebut juga instink merusak (destruktif). Freud berpendapat bahwa tanpa disadari, tiap orang punya keinginan untuk mati. Pendapat ini didasarkan pada prinsip konstansi Fechnon yaitu bahwa “semua proses kehidupan itu cenderung untuk kembali pada ketetapan dunia tiada kehidupan (anorganis)”.

Identifikasi
Identifikasi adalah pembandingan dan pembedaan antara apa yang hanya ada di dalam batin dengan apa yang benar-benar ada dalam dunia kenyataan. Identifikasi ini mendorong perpindahan energi dari Das Es ke Das Ich. Jumlah energi psikis yang terbatas menyebabkan adanya semacam persaingan dalam penggunaan energi tersebut. Kalau satu aspek menjadi kuat, maka secara otomatis 2 aspek lainnya menjadi lemah.

Energi ini pada awalnya hanya dimiliki Das Es, karena adanya proses identifikasi yang memerlukan Das Ich sebagi pelakunya, sedang Das Ich tidak punya energi psikis, maka terjadi perpindahan energi. Kadang penggunaan energi psikis ini dimonopoli oleh Das Ich, namun bila Das Ich gagal memuaskan instink, maka Das Es akan menguasai kembali energi psikis ini. Energi yang didapat Das Ich juga digunakan untuk mengintegarasikan 3 aspek tersebut dengan tujuan menimbulkan keselarasan batin, sehingga hubungan antara pribadi dengan dunia luar dapat berlangsung baik dan efektif.

Kecemasan atau ketakutan
Dinamika kepribadian sebagian dikuasai oeh keharusan memuaskan kebutuhan dengan cara berhubungan dengan obyek di dunia luar. Lingkungan menyediakan pemuas kebutuhan instink, sekaligus juga menyediakan ancaman bagi organisme. Reaksi terhadap ancaman yang akan dihadapi adalah cemas atau takut. Freud mengemukakan adanya 3 macam kecemasan yaitu:
a. Kecemasan realitas
Adalah kecemasan atau ketakutan akan bahaya dari luar, merupakan kecemasan paling pokok yang menimbulkan 2 kecemasan lain.
b. Kecemasan neurotis
Adalah kecemasan bila instink tidak dapat dikendalikan dan menyebabkan orang berbuat sesuatu di luar hukum.
c. Kecemasan moral
Adalah kecemasan terhadap pemenuhan instink yang bertentangan dengan norma-norma moral, karena dalam perkembangannya, seseorang akan mendapat hukuman bila perbuatannya melanggar moral.

Fungsi kecemasan adalah memperingatkan orang akan datangnya bahaya, sebagai isyarat dari Das Ich, bahwa apabila tidak dilakukan tindakan yang tepat, bahaya itu akan meningkat sampai Das Ich dikalahkan. Kecemasan yang tidak dapat dikuasai dengan tindakan-tindakan yang efektif disebut ketakutan traumatis yang membawa orang pada ketidakberdayaan. Apabila Das Ich tidak dapat menguasai kecemasan dengan cara yang rasional, maka akan dihadapinya dengan cara yang tidak realistis.

Sepertinya masih banyak yang bisa digali dari psikoanalisis, namun saya sekedar mengingat skripsi yang saya tulis 5 tahun lalu, jadi saya copas saja apa yang dulu saya jadikan bahan untuk kelulusan saya. Saya juga bukan Freudian maupun Jungian, karena tidak sepenuhnya pemikiran mereka masuk akal buat saya. Jadi ini hanya sebatas pada pengenalan psikoanalisis.